MENGIDENTIFIKASI JENIS PUISI
BERDASARKAN JUMLAH LARIK:
1) Distikon : Puisi 2 seuntai/bait.
v Contoh :
Cinta
itu seperti merpati
Yang terbang bebas dan tak berbatas
Yang terbang bebas dan tak berbatas
Kita
tak tahu akan hinggap dimana?
Sebab itu sebuah misteri
Sebab itu sebuah misteri
Maka
bila merpati telah hinggap
Pada dahan sanubari
Pada dahan sanubari
Dan
sayapnya mulai mengepakkan
Sayu-sayu asmara
Sayu-sayu asmara
Dia
(merpati) pun lantas berbisik padaku
Dekatilah dia dan katakana “Akulah yang akan mengisi hidupmu.”
Dekatilah dia dan katakana “Akulah yang akan mengisi hidupmu.”
2) Terzina : Puisi 3 seuntai/bait.
v Contoh :
Dalam bahagia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
3) Kuatren : Puisi 4 seuntai/bait.
v Contoh :
Hanya tetesan air mata,
Yang mengalir dalam setiap langkah,
Kesendirian kini menyelimuti hari-hariku
Dalam suka maupun duka.
Yang mengalir dalam setiap langkah,
Kesendirian kini menyelimuti hari-hariku
Dalam suka maupun duka.
Tak
tau harus bagai mana
Tak tau harus berbuat apa,
Orang yang aku sayang
Kini pergi meninggalkan ku,,
Tak tau harus berbuat apa,
Orang yang aku sayang
Kini pergi meninggalkan ku,,
Dulu ukiran cinta yang
kita buat
Ucapan manis yang kita kecap
Dan janji yang kita ucap,
Hanya menjadi hiasan belaka..
Ucapan manis yang kita kecap
Dan janji yang kita ucap,
Hanya menjadi hiasan belaka..
Kini,
hanya ada pengharapan
Hanya ada penantian
Dan hanya ada do’a
Untuk menghibur hati yang terluka…..
Hanya ada penantian
Dan hanya ada do’a
Untuk menghibur hati yang terluka…..
4) Kuint : Puisi 5 seuntai/bait.
v Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
5) Sektet : Puisi 6 seuntai/bait.
v Contoh :
Hari ini, ku tatap langit namun tak seindah dulu nya,
Ku lihat bintang tapi tak sesinar biasa nya,
Aku bertanya kepada angin akan kah cinta ku bertahan,
Ia menjawab semua telah berakhir..
Ku lihat bintang tapi tak sesinar biasa nya,
Aku bertanya kepada angin akan kah cinta ku bertahan,
Ia menjawab semua telah berakhir..
Ku tanya lagi pada dinding tua yang ku sandar,
Karna aku tak percaya., dan ia hanya tersenyum.
Karna aku tak percaya., dan ia hanya tersenyum.
6) Septima : Puisi 7 seuntai/bait.
v Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
7) Stanza/oktava: Puisi 8
seuntai/bait.
v Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
8) Soneta : Puisi 14 seuntai/bait.
Hujan
hujan membasahi bumi
Bulir
demi bulir berjatuhan
Harum
basahmu resahkan nurani
Air
mata menyatu dengan hujan
Dalam
kesedihan terus terhanyut
Kedinginan
membiru dalam kehampaan
Menggigil
membisu dalam rindu
Kumakin
terhanyut dalam kesedihan
Dengan
binar cinta yang lalu
Dengan
senyuman rapuh dibibirku
Biarkan
kini aku terluka
Dalam
kehampaan dan kesedihan merajai
Mengisi
sepi yang telah kualami
0 komentar:
Posting Komentar