Sabtu, 07 Juni 2014

JENIS PUISI BERDASARKAN JUMLAH LARIK

MENGIDENTIFIKASI JENIS PUISI BERDASARKAN JUMLAH LARIK:

1)    Distikon        : Puisi 2 seuntai/bait.
v Contoh         :
Cinta itu seperti merpati
Yang terbang bebas dan tak berbatas
Kita tak tahu akan hinggap dimana?
Sebab itu sebuah misteri
Maka bila merpati telah hinggap
Pada dahan sanubari
Dan sayapnya mulai mengepakkan
Sayu-sayu asmara
Dia (merpati) pun lantas berbisik padaku
Dekatilah dia dan katakana “Akulah yang akan mengisi hidupmu.”

2)    Terzina         : Puisi 3 seuntai/bait.

v Contoh         :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bahagia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari

3)    Kuatren        : Puisi 4 seuntai/bait.
v Contoh         :
Hanya tetesan air mata,
Yang mengalir dalam setiap langkah,
Kesendirian kini menyelimuti hari-hariku
Dalam suka maupun duka.
Tak tau harus bagai mana
Tak tau harus berbuat apa,
Orang yang aku sayang
Kini pergi meninggalkan ku,,

Dulu ukiran cinta yang kita buat
Ucapan manis yang kita kecap
Dan janji yang kita ucap,
Hanya menjadi hiasan belaka..
Kini, hanya ada pengharapan
Hanya ada penantian
Dan hanya ada do’a
Untuk menghibur hati yang terluka…..

4)    Kuint : Puisi 5 seuntai/bait.
v Contoh         :

Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan

5)    Sektet           : Puisi 6 seuntai/bait.
v Contoh         :
Hari ini, ku tatap langit namun tak seindah dulu nya,
Ku lihat bintang tapi tak sesinar biasa nya,
Aku bertanya kepada angin akan kah cinta ku bertahan,
Ia menjawab semua telah berakhir..
Ku tanya lagi pada dinding tua yang ku sandar,
Karna aku tak percaya., dan ia hanya tersenyum.
6)    Septima        : Puisi 7 seuntai/bait.
v Contoh         :

Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya

7)    Stanza/oktava: Puisi 8 seuntai/bait.
v Contoh         :
             Awan

Awan datang melayang perlahan

Serasa bermimpi, serasa berangan

Bertambah lama, lupa di diri

Bertambah halus akhirnya seri

Dan bentuk menjadi hilang

Dalam langit biru gemilang

Demikian jiwaku lenyap sekarang

Dalam kehidupan teguh tenang





8)    Soneta          : Puisi 14 seuntai/bait.

          Hujan
 hujan membasahi bumi
Bulir demi bulir berjatuhan
Harum basahmu resahkan nurani
Air mata menyatu dengan hujan
Dalam kesedihan terus terhanyut
Kedinginan membiru dalam kehampaan
Menggigil membisu dalam rindu
Kumakin terhanyut dalam kesedihan
Dengan binar cinta yang lalu
Dengan senyuman rapuh dibibirku
Biarkan kini aku terluka
Dalam kehampaan dan kesedihan merajai
Mengisi sepi yang telah kualami



0 komentar:

Posting Komentar